Jurnal AS Laksana


Cara menulis kritik sastra


KRITIK sastra adalah upaya untuk menyampaikan pemahaman lebih dalam tentang sebuah karya. Anda menganalisis elemen-elemen pembentuk cerita, menilai kualitas estetika dan intelektual sebuah karya, dan seringkali juga menghubungkan karya itu dengan konteks yang lebih luas, seperti sejarah, sosial, budaya, atau filsafat. Melalui kritik, kita menghargai sebuah karya bukan melulu sebagai alat menghibur diri, melainkan juga sebagai medium ekspresi dan refleksi yang lebih kompleks.

Untuk menulis kritik, atau membuat ulasan kritis terhadap sebuah karya, anda perlu mengasah kemampuan kritis dalam membaca karya sastra. Untuk itu, anda bisa memulainya dengan membaca aktif, yaitu anda membaca dan mencermati elemen-elemen karya itu, seperti struktur naratif, karakterisasi, tema, motif, simbolisme, dan elemen apa saja yang membuat karya sastra bekerja.

Itu sebabnya diperlukan tidak hanya satu kali pembacaan ketika anda berniat mengulas suatu karya. Pada pembacaan pertama, anda menikmati cerita secara keseluruhan, memahami alur, memahami karakter, dan merasakan emosi karya itu—untuk mendapatkan gambaran umum dan menemukan beberapa pertanyaan awal.

Apakah karya ini berhasil menyampaikan emosinya kepada anda? Mengapa anda setuju atau tidak setuju dengan tindakan seorang tokoh? Mengapa harus disampaikan seperti ini? Mengapa tema ini tidak dielaborasi secara mendalam? Apa yang membuat dialognya menarik atau tidak menarik? Mengapa ceritanya terasa tersendat-sendat?

Banyak-banyak bertanya saja. Pertanyaan yang tepat akan membantu pikiran anda bekerja menemukan jawabannya.

Pada saat membaca ulang, anda bisa mengembangkan penggalian lebih dalam berdasarkan pertanyaan-pertanyaan awal anda. Anda mencatat pola, pengulangan, atau hal-hal yang tampak tidak biasa sebab seringkali di situlah letak pesan penting atau gaya khas penulis.

*

Apakah kritikus sastra wajib tahu cara menilai baik-buruk suatu karya dan memahami aspek-aspek craftsmanship penulisan?

Ya, bahkan jika ia tidak sedang membahas karya itu dari sisi craftsmanship-nya. Ini prinsip universal dalam kritik sastra, yang mengharuskan analisis didasarkan pada wawasan mendalam tentang struktur, teknik, dan elemen estetika karya. Anda harus memahami bagaimana karya sastra berfungsi dan apa yang membuatnya efektif atau tidak.

Lima hal di bawah ini adalah alasan kenapa kritikus perlu meningkatkan kemampuan untuk menilai baik-buruk suatu karya dan memahami aspek-aspek craftsmanship penulisan.

1. Dasar bagi penilaian yang kredibel

Pemahaman tentang craftsmanship—seperti struktur naratif, gaya bahasa, karakterisasi, motif, simbolisme, dan teknik-teknik lainnya—akan memberi dasar yang kuat bagi kritikus untuk menilai kualitas sebuah karya. Dengan bekal yang cukup, ia akan memiliki kepercayaan diri dalam membedakan antara karya yang dibuat dengan kecermatan estetika dan karya yang kurang matang. Tanpa pemahaman yang memadai tentang aspek-aspek craftsmanship, tentang bagaimana sastra bekerja, apa yang akan menjadi fondasi seorang kritikus untuk menyampaikan argumen dan analisisnya?

2. Mampu menyampaikan penilaian secara objektif

Mengenali mutu karya membantu kritikus memberikan pandangan yang lebih adil dan terhindar dari bias. Sebuah kritik oleh mereka yang tidak memahami craftsmanship berisiko menjadi sekadar opini subyektif atau reaksi awam, dan gagal membuat penilaian yang berbobot. Pemahaman akan craftsmanship memungkinkan kritikus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan secara objektif, bahkan jika kritiknya menyoroti topik di luar teknik penulisan.

3. Menciptakan kritik yang menambah wawasan sastra pembaca

Pemahaman craftsmanship memungkinkan kritikus menghubungkan karya dengan tradisi sastra, genre, atau eksperimen estetik yang relevan. Dengan memahami bagaimana elemen-elemen craftsmanship digunakan, kritikus bisa menggali makna atau efek yang mungkin tidak langsung terlihat oleh pembaca awam. Ini akan memberikan wawasan baru kepada pembaca tentang karya tersebut.

Ia bisa membandingkan karya yang sedang dibaca dengan karya lain, baik dalam genre yang sama maupun yang berbeda. Jika anda merasa karya yang anda hadapi unik, ingatlah bahwa ia mungkin punya pendahulu. Ini membantu memahami di mana posisi karya tersebut dalam konteks sastra yang lebih luas. Perhatikan inovasi atau konvensi yang diikuti oleh penulis, serta bagaimana karya tersebut berinteraksi dengan tradisi atau tren sastra. Dengan melihat karya dalam hubungan ini, pembaca bisa lebih memahami kualitasnya, apakah itu memunculkan ide-ide baru atau menghidupkan kembali gagasan lama dengan cara yang segar.

4. Menghargai kompleksitas karya

Bahkan karya yang tampaknya sederhana sering menyembunyikan kompleksitas dalam strukturnya. Tanpa memahami craftsmanship, seorang kritikus bisa saja melewatkan aspek penting dari karya tersebut, seperti bagaimana ironi, simbol, atau teknik naratif tertentu yang digunakan untuk memperkuat pesan tematik. Kritik yang kurang mendalam bisa tampak dangkal atau terburu-buru dalam menilai karya.

5. Membantu mengembangkan argumen

Kritikus yang memahami craftsmanship akan memiliki lebih banyak alat untuk membangun argumen kritisnya. Katakanlah anda menyoroti bagaimana sebuah karya merefleksikan realitas sosial, anda bisa mendukung argumen dengan menunjukkan bagaimana penulis menggunakan struktur, dialog, latar, simbolisme, dan berbagai elemen dalam adegan-adegan yang digunakan oleh penulis untuk mencapai efek tersebut.

Pemahaman yang memadai akan menjadikan anda lebih percaya diri dalam merefleksikan tanggapan pribadi anda terhadap karya, dan anda bisa memperlihatkan bukti-bukti dari teks yang anda hadapi. Menghubungkan antara apa yang anda pikirkan dan teknik sastra yang digunakan oleh penulis akan melatih kemampuan anda untuk mengidentifikasi elemen-elemen yang menghasilkan efek tertentu dalam karya itu. Proses ini membangun keterampilan anda untuk membaca secara kritis dan sekaligus menghargai craftsmanship dalam karya sastra.

*

Anda mungkin tidak selalu membahas aspek craftsmanship sebuah karya, namun, apa pun yang anda bahas, kritik anda harus kredibel. Memahami craftsmanship membuat anda mampu mengenali aspek-aspek detail yang membentuk suatu karya. Tanpa pemahaman itu, kritik akan cenderung menjadi opini awam: ia tidak mampu menyelami kompleksitas suatu karya, sebab kritikusnya tidak betul-betul tahu apa bagusnya karya ini, atau ia bingung kenapa karya seperti ini dianggap bagus atau, sebaliknya, buruk.

Mungkin anda berhadapan dengan sebuah karya yang penulisannya melibtkan strategi naratif yang sangat kompleks. Bagaimana anda akan membahasnya tanpa pemahaman tentang aspek-aspek craftsmanship? Anda akan bingung ketika membahas, misalnya, Seratus Tahun Kesunyian, dan amat lucu jika anda, sebagai pengulas, mengeluarkan pernyataan yang terdengar seperti kebingungan awam: “Ceritanya muter-muter, sangat membingungkan. Nama tokoh-tokohnya juga berulang-ulang.” Atau sekadar bertutur repetitif tentang apa yang sudah sering didengar orang: “Karya ini menggabungkan unsur-unsur dongeng dan realitas.”

Maka, dalam hal ini, kemampuan memahami craftsmanship bersifat wajib, bukan opsional. 

Selamat mengulas. Salam.

A.S. Laksana

No comments:

Post a Comment