Ada satu hal yang saya selalu ingin tahu: Apa yang dilakukan setiap hari oleh para penulis besar, yang membawa mereka dari bukan siapa-siapa...

Membaca Karya-Karya Besar, Membaca sebagai Penulis


Ada satu hal yang saya selalu ingin tahu: Apa yang dilakukan setiap hari oleh para penulis besar, yang membawa mereka dari bukan siapa-siapa (semua penulis besar selalu bermula dari bukan siapa-siapa) menjadi penulis hebat?

Stephen King, master penulisan novel thriller, mengatakan bahwa ia menulis setiap hari. Tapi apa tepatnya yang ia tulis setiap hari? Apa yang ia kerjakan setiap hari untuk meningkatkan kecakapan dan menjadikannya penulis thriller sehebat itu?

Lalu, apa yang ia lakukan untuk mengatasi kebosanan? Melatih diri, baik dalam menulis maupun yang lain-lain, adalah urusan yang, cepat atau lambat, akan membosankan. Ini juga hal yang perlu anda tangani sebaik-baiknya: Mengatasi kebosanan berlatih. Dengan kata lain, anda harus mempertahankan antusiasme, mempertahankan kegembiraan, menemukan sendiri apa yang ingin anda capai dengan menulis.

*

Jika anda tertarik pada penulisan fiksi, mungkin anda merasa perlu melatih diri dalam mengembangkan karakter atau dalam menggambarkan tindakan-tindakan mereka. Bagaimanapun, setiap cerita adalah cerita tentang karakter; mereka menghadapi masalah, dan mereka harus mengatasinya.

Jika anda seorang jurnalis, mungkin anda harus meluangkan lebih banyak waktu untuk mewawancarai orang dan belajar teknik bercerita agar tulisan anda lebih menarik. Setiap orang memiliki cerita, memiliki masalah, memilih cara—yang berhasil dan yang gagal—untuk mengatasi masalah. Anda akan menemukan cerita menarik pada tiap-tiap orang jika anda kenal dekat dengannya dan tahu banyak detail tentang orang itu.

Jika anda seorang novelis, mungkin anda perlu menyisihkan banyak waktu untuk membaca novel. Anda bisa juga melatih diri dengan cara menulis cerita versi anda sendiri berdasarkan cerita lain, seperti yang dilakukan Shakespeare. Tapi apa rahasia kehebatan Shakespeare dalam menciptakan kembali cerita yang sudah ada?

Shakespeare jenius dalam mengupayakan ekspresi-ekspresi artistik dan dalam pemahamannya terhadap watak manusia. Ia memiliki cara untuk menangkap esensi karakter hanya dalam beberapa kata, dalam sedikit kalimat. Satu karakter dramanya, Falstaff, menurut kritikus Harold Bloom, hanya mengucapkan tujuh larik dialog sepanjang cerita dan kita bisa memahami kepribadiannya secara utuh.

Drama-drama Shakespeare penuh dengan karakter yang mudah diingat, semuanya dengan kekurangan dan kelebihan sebagaimana orang-orang yang anda kenal sehari-hari. Mereka membuat kesalahan, membuat keputusan yang menjadikan masalah kian rumit, dan terkadang mereka jatuh cinta kepada orang yang salah. Dan Shakespeare ahli dalam menciptakan dialog. Ia menuliskan dialog secara puitis tetapi tetap masuk akal.

Jika anda cukup nekat, anda bisa membaca karya-karya Shakespeare yang bahasa Inggrisnya sudah sulit dikunyah. Ada banyak alat bantu untuk membacanya saat ini.

Penulis lainnya adalah Gabriel Garcia Marquez. Prosa Marquez indah dan karakter-karakternya juga mudah diingat. Saya yakin setiap karakter yang menarik selalu mudah diingat oleh pembaca. Cerita-cerita Marquez sangat menarik, bahkan ketika ia tidak sedang menulis realisme magis. Dari Garcia Marquez anda bisa belajar bagaimana menulis deskripsi yang memikat dan bagaimana menyertakan detail dalam deskripsinya. Ia selalu mengupayakan kata yang presisi untuk menggambarkan aksi dan reaksi dalam hubungan antarkarakter.

Satu penulis lagi yang saya sukai adalah Hemingway. Ia dikenal karena prosanya yang ringkas; ia menuliskan frase-frasenya seringkas penyair menuliskan larik-larik puisinya. Sebetulnya Hemingway lebih banyak belajar menulis prosa dari para penyair menulis puisi.

Hemingway punya cara dalam memilih kata-kata yang membuat kalimat-kalimatnya terdengar seperti memiliki tujuan. Ia menggunakan dialog sebagai metode penokohan. Karakter-karakternya bicara dalam cara yang menggambarkan kepribadian mereka, dan ia tidak pernah membuat karakternya bermonolog panjang.

Dengan gaya jurnalistiknya, ia mahir dalam subteks. Itu yang membuat cerita-ceritanya tampak seperti gunung es. Ada lapisan besar yang tersembunyi di bawah permukaan dalam hubungan-hubungan antarkarakter, dalam situasi yang berkembang di antara mereka, dalam dialog-dialog mereka.

Ada banyak penulis yang bisa anda pelajari, jika anda membaca sebagai penulis—artinya, membaca untuk belajar dan memahami aspek-aspek kemahiran mereka. Anda memiliki nama-nama penulis besar versi anda sendiri; anda membaca mereka, belajar dari mereka, dan kemudian mengembangkan gaya anda sendiri.[]

3 comments: