Setiap cerita memiliki struktur. Formula ‘Dan, Tetapi, Maka’ mewakili struktur tiga babak sebuah cerita: setup, komplikasi, resolusi.
Formula ini diperkenalkan oleh Randy Olson, orang yang memiliki latar belakang pendidikan sains di bidang biologi kelautan dan kemudian mempelajari teknik penceritaan. Dalam pencariannya tentang cerita dan daya tariknya, ia akhirnya merumuskan formula sederhana tersebut, dan menyampaikan bahwa setiap cerita selalu memiliki struktur seperti itu.
Artinya, dengan struktur 'Dan, Tetapi, Maka', anda bisa membuat cerita semenarik mungkin, tergantung keterampilan anda menyajikannya.
*
‘Dan’ adalah setup cerita, situasi ketika segala sesuatu berjalan normal. ‘Dan’ menggambarkan kondisi awal, sebelum masalah muncul dan situasi berkembang menjadi kompleks.
‘Tetapi’ adalah komplikasi; kehidupan normal terganggu, dan situasinya tidak sama lagi. Cerita lahir ketika situasi normal berubah menjadi tidak normal. ‘Tetapi’ menggambarkan munculnya situasi yang tidak berjalan sebagaimana biasa, atau sesuatu berkembang tidak seperti yang diharapkan.
‘Maka’ adalah kesimpulan cerita, sebuah resolusi setelah komplikasi yang berkembang dengan munculnya banyak "tetapi". ‘Maka’ di ujung cerita bisa keberhasilan tokoh utama mengatasi krisis, atau kegagalan dia menangani situasi yang berkembang begitu rupa.
*
Anda dapat menggunakan formula ‘Dan, Tetapi, Maka’ untuk menghasilkan cerita menarik. Untuk membuat cerita lebih kompleks, anda perlu memperbanyak ‘Tetapi’. Semakin kompleks cerita anda, semakin menarik ia bagi pembaca.
Contoh: "Mereka adalah dua sahabat, tetapi masing-masing menempuh jalan berbeda yang menjadikan posisi mereka berlawanan. Maka, mereka akhirnya saling berhadapan sebagai musuh yang harus saling mengalahkan."
Kisah Ben Hur dan Messala berlangsung seperti itu. Kedekatan Obi-Wan Kenobi dan Anakin Skywalker sebagai guru dan murid juga berakhir seperti itu.
Dalam formula ini, ‘Tetapi’ adalah alat untuk menghasilkan drama. Dengan 'tetapi' kita menggerakkan cerita ke arah kejadian-kejadian yang dapat menyentuh emosi pembaca. Dengan ‘tetapi’ kita menghadirkan komplikasi.
*
Komplikasi memiliki tiga sisi: penyebab (causes), faktor (factors) dan keberadaan (existence). Penyebab adalah faktor-faktor yang melekat pada masa lalu, faktor berarti kerumitan baru yang muncul sebagai hasil dari keberadaan mereka, dan keberadaan adalah ketidaksesuaian antara tujuan dengan kondisi sekarang.
Dalam Madame Bovary, Emma ingin menikmati kehidupan yang berbeda dari kehidupannya sekarang yang bersahaja. Ia memimpikan cinta dan kekayaan paling murni, sesuatu yang mustahil ia dapatkan, dan mengabaikan apa pun yang ada di dunia di sekitarnya. Ia menikah dengan Charles Bovary, seorang dokter, dan menyandarkan impiannya dalam pernikahan itu. Tetapi Charles mewakili dua hal yang ditolak Emma, yaitu masyarakat dan sosok pribadi yang lugu. Lelaki itu inkompeten, bodoh, dan tidak imajinatif.
Maka, Emma berusaha, dengan upayanya sendiri, untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dalam mewujudkan impiannya itulah Emma menghadapi banyak ‘tetapi’—dan ia berakhir tragis.
*
Dalam menggarap komplikasi, anda perlu mempertimbangkan tiga hal:
1. Apa yang akan menjadi masalah utama cerita.
2. Bagaimana cara kerja paling mudah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3. Bagaimana cara termudah itu gagal, dan situasi berkembang semakin kompleks.
*
Terakhir, resolusi. Rangkaian masalah membuat situasi semakin kompleks—atau sangat kompleks—dan selanjutnya membawa karakter ke situasi krisis. Pembaca akan menyukai cerita yang memiliki rangkaian masalah yang kompleks. Mereka ingin tahu bagaimana karakter berhasil atau gagal dalam melewati kesulitan dan mencapai tujuannya. Rangkaian masalah harus terstruktur dan logis, demikian pula penyelesaiannya.[]
0 comments: