CERPEN selalu menyenangkan karena ia memberi peluang untuk bereksperimen dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan tanpa anda harus menguras banyak energi dan meluangkan waktu penulisan yang panjang. Anda dapat mencoba gaya penulisan yang lebih deskriptif atau lebih dialogis, gaya narasi klasik atau eksperimental, atau bereksperimen dengan plot dan struktur cerita. Anda bisa mencoba gaya narasi non-linear, struktur cerita yang belum pernah anda kerjakan, atau bermain-main dengan Point of Vew dan suara narator.
Anda bisa menjelajahi berbagai tema dan mencoba berbagai teknik
sastra, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis melalui cerita yang
padat dan berfokus pada satu momen dalam kehidupan karakter utama. Cerpen memungkinkan anda mengeksplorasi berbagai gaya penulisan eksperimental
yang mungkin akan sangat menguras energi jika dilakukan dengan novel atau
bentuk penceritaan yang lebih panjang.
*
Dari sisi pembelajaran, percobaan-percobaan semacam ini penting
bagi anda untuk menetapkan suara penulis anda sendiri, memahami kecenderungan
naratif dan preferensi literer anda. Melalui eksplorasi dan percobaan, anda
dapat menemukan bagaimana cara terbaik untuk mengekspresikan diri dan
menyampaikan cerita dalam cara paling otentik.
Karena cakupannya yang lebih kecil, hanya memerlukan waktu pembacaan
yang sangat singkat, penulis dapat segera melihat respons pembaca dan
mengevaluasi keberhasilan percobaan yang ia lakukan. Jika hasil percobaannya
tidak sesuai ekspektasi, anda dapat segera mengidentifikasi kesalahan atau
area yang perlu diperbaiki. Hal ini memungkinkan anda untuk terus mengasah
kemampuan dan mencoba pendekatan yang berbeda.
Dalam penulisan cerpen, seorang penulis dapat melatih berbagai aspek
keterampilan penulisan seperti pengembangan karakter, alur cerita, penggunaan
bahasa, dan pembangunan suasana. Dengan berbagai percobaan tersebut ia bisa menerapkan pengetahuan yang didapatkannya sepanjang pembelajaran, dari berbagai referensi, dan dari karya-karya penulis lain yang ia baca.
*
Karena bentuknya yang ringkas, cerpen bisa saja anda perlakukan sebagai sarana untuk berlatih menulis cerita yang lebih panjang, tetapi sesungguhnya cerpen adalah bentuk tersendiri yang memerlukan penanganan berbeda dibandingkan novel. Dalam pengembangan karakter, misalnya, perbedaan skala, ruang, dan durasi cerita antara cerpen dan novel memerlukan teknik penyajian yang berbeda pula.
Dalam novel, penulis memiliki lebih banyak ruang untuk
mengembangkan karakter secara mendalam. Mereka dapat lebih rinci menjelajahi
latar belakang, motivasi, perkembangan, dan kompleksitas emosional karakter.
Dalam cerpen, penulis harus memilih aspek-aspek karakterisasi yang paling
penting atau paling relevan berkaitan dengan momen spesifik yang menjadi pusat
cerita.
Perubahan karakter dalam cerpen juga cenderung berlangsung lebih
cepat dibandingkan dengan progresi
karakter di dalam novel. Anda
harus menangani perubahan cepat ini dan menjadikannya tetap masuk akal.
Keringkasan cerpen juga mensyaratkan penggunaan detail dan
deskripsi yang lebih selektif, lebih padat, sambil tetap mengupayakan
kedalaman.
*
Satu hal lagi yang sangat menarik dengan cerpen: Ia
memungkinkan kita mengerjakan secepatnya ide-ide baru. Kita dapat dengan cepat
mencoba berbagai ide cerita yang mungkin tak terpikirkan sebelumnya.
Cerpen terakhir yang saya tulis, Dalam Hujan, adalah percobaan
ringan ketika tiba-tiba terlintas ide untuk membuat cerita pendek satu adegan. Ada
banyak penulis yang sudah melakukannya. James Joyce menulis Eveline
dalam bentuk satu adegan, Hemingway menulis beberapa dan salah satunya adalah Hills
Like White Elephants, Anton Chekhov menulis A Daughter of Albion. Jorge Luis Borges, Kate
Chopin, Guy de Maupassant, dan banyak lagi melakukannya.
Ini memberikan tantangan yang berbeda dalam karakterisasi, penataan
alur, pemilihan detail, dan penulisan dialog. Dan terutama anda harus
memikirkan sebuah cerita yang selesai dalam satu adegan.[]
Terima kasih atas ilmunya, Mas
ReplyDeleteTerimakasih mas Sulak
ReplyDelete